InBalinese: Duk masa kaprabon Dharmawangsa ring panegara Panjalu ring Jawi, Adi Parwa kasalin basa ring basa Jawi kuna sinarengan antuk parwa-parwa sane lianan olih para pangawi daweg punika. In English: Adi Parwa is the first part of the Mahabharata which tells about the ancestral lineage of the Pandavas and Kauravas. In Indonesian: [ID] Peperangan antara Pandava dan Korawa terjadi sekitar 5
bagianbagian asta dasa parwa : 1). adi parwa. 2). sabha parwa. 3). wana parwa. 4). wirata parwa. 5). udyoga parwa. 6). bhisma parwa. 7). drona parwa. 8). karna parwa. 9). salya parwa. 10). sauptika parwa. 11). stri parwa. 12). shanti parwa. 13). anusasana parwa. 14). asvamedhika parwa. 15). asrama parwa. 16). mausala parwa. 17). prasthanika parwa. 18). swargarohana parwa. Penjelasan:
EposMahabharata ini dibagi ke dalam 18 bagian atau parwa yang disebut dengan asta dasa parwa. Berikut ini bagian-bagiannya beserta ringkasan kisahnya pada setiap parwa. 1. Adipawara. Pada bagian Adiparwa berisi tentang kisah dewa-dewi, para resi, dan para leluhur Janamejaya.
delapanbelas kitab sehingga dinamakan Astadasaparwa (asta = delapan, dasa = sepuluh, dan parwa = kitab). Rangkaian kitab menceritakan kronologi peristiwa yang dimulai dari kisah para leluhur Pandawa dan Kurawa (Yayati, Yadu, Puru, Kuru, Duswanta, Sakuntala, Bharata) sampai diterimanya Pandawa di Surga setelah kematiannya (Kaelola, 2010: 3-4).
GsPQs. 0% found this document useful 0 votes3K views8 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes3K views8 pagesAsta Dasa Parwa Dalam MahabharataJump to Page You are on page 1of 8 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Astadasaparwa Dewanagari अष्टदशपर्व; IAST Aṣṭadaśaparva adalah nama bagi delapan belas parwa Mahabharata, sebuah naskah wiracarita Hindu dari India. Hampir setiap kitab memiliki subparwa atau pembagian suatu parwa Dewanagari पर्व; IAST parva; paruh, bagian; beberapa kitab yang pendek, seperti Prasthanikaparwa dan Swargarohanaparwa tidak memiliki subparwa. Setiap buku memiliki jumlah subparwa yang berbeda-beda. Jika dirunut dari Adiparwa hingga Hariwangsa, maka ada sekitar 100 subparwa dalam Mahabharata. Kitab Mahābhārata merupakan wiracarita atau puisi kepahlawanan terpanjang di dunia dan dinyatakan sebagai "puisi terpanjang yang pernah ada".[1][2] Prasasti tembaga yang ditulis pada masa pemerintahan Maharaja Sharvanatha 533–534 M dari Khoh distrik Satna, Madhya Pradesh, India menyatakan Mahābhārata sebagai "himpunan sloka" śata-sahasri saṃhitā.[3] Salah satu versi Mahabharata yang terpanjang memiliki sloka atau lebih dari baris puisi setiap sloka merupakan kuplet, dan baris prosa yang panjang.[3]
Uploaded byLaksmiCheeryCuteiz 0% found this document useful 0 votes575 views3 pagesDescriptionAsta Dasa ParwaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes575 views3 pagesParwaUploaded byLaksmiCheeryCuteiz DescriptionAsta Dasa ParwaFull description
- Kitab Mahabharata adalah salah satu karya besar dari India yang dianggap suci dan paling istimewa bagi pemeluk agama Hindu. Isinya menceritakan tentang perang antara Pandawa dan Kurawa dalam memperebutkan takhta Hastinapura. Kitab Mahabharata disusun oleh Vyasa Krisna Dwipayana di India pada sekitar 400 yang semula ditulis dalam bahasa Sanskerta ini kemudian disalin dalam berbagai bahasa. Di Indonesia, salinan dari berbagai bagian Kitab Mahabharata telah digubah dalam bentuk kakawin berbahasa Jawa Kuno oleh para pujangga ternama sejak akhir abad ke-10. Kitab Mahabharata juga diakui sebagai salah satu wiracarita terpanjang di dunia yang memiliki lebih dari sloka dengan sekitar 1,8 juta ini diperkirakan empat kali lebih panjang daripada Kitab Ramayana. Baca juga Kitab Ramayana Penulis, Isi, dan Kisahnya Pembagian dan isi Kitab Mahabharata Mahabharata merupakan kisah epik yang terbagi ke dalam 18 bagian yang disebut belas parwa ini dikenal dengan sebutan Astadasaparwa asta=8, dasa=10, parwa=kitab. Rangkaian parwa ini menceritakan kronologi peristiwa dalam kisah Mahabharata, yaitu sejak kisah para leluhur Pandawa dan Kurawa, hingga diterimanya Pandawa di surga. Adapun pembagian dan isi Kitab Mahabharata adalah sebagai berikut.
Saturday, November 30, 2019 - Secara singkat, Mahǎbhǎrata menceritakan kisah konflik para Pandawa lima dengan saudara sepupu mereka sang seratus Korawa, mengenai sengketa hak pemerintahan tanah NegaraAstina. Puncaknya adalah Perang Bhǎratayuddha di Medan Kurusetra dan pertempuran berlangsung selama delapan belas hari. Kitab Mahǎbhǎrata merupakan salah satu itihǎsa yang terkenal. Kitab Mahǎbhǎrata berisi lebih dari sloka. Mahǎbhǎrata berarti cerita keluarga besar Bharata. Kitab Mahǎbhǎrata memiliki delapan belas bagian yang disebut astadasaparwa Subramanyam, 2003. Selayaknya Ramǎyana, setiap parwa merupakan buku tersendiri, namun saling berhubungan dan melengkapi dengan parwa yang lain. Kitab Mahǎbhǎrata disusun oleh Rsi Vyǎsa. The Russian Academy di Moskow telah menerbitkan terjemah- an Adiparwa atau buku pertama epos Mahǎbhǎrata dalam bahasa Rusia di masa Perang Dunia II. Episode dan bagian-bagian tertentu epos Mahǎbhǎrata juga diterjemahkan ke dalam Bahasa Perancis, Inggris, dan Jerman serta bahasa lainnya. Dalam Aswalayana Srautasutra disebutkan bahwa epos Mahǎbhǎrata versi awal terdiri dari sloka. Versi tersebut terus berkembang hingga dalam bentuknya yang sekarang terdiri dari sloka. Berikut ini merupakan ringkasan dari delapan belas bagian parwa dari epos Mahǎbhǎrata Adiparwa Buku Pengantar memuat asal-usul dan sejarah keturunan keluarga Kaurawa dan Pandawa; kelahiran, watak, dan sifat Dritarastra dan Pandu, juga anak-anak mereka; timbulnya permusuhan dan pertentangan di antara dua saudara sepupu, yaitu Kaurawa dan Pandawa; dan berhasilnya Pandawa memenangkan Dewi Draupadi, putri kerajaan Panchala, dalam suatu sayembara. Sabhaparwa Buku Persidangan melukiskan persidangan antara kedua putra mahkota Kaurawa dan Pandawa; kalahnya Yudhistira dalam per- mainan dadu, dan pembuangan Pandawa ke hutan. Wanaparwa Buku Pengembaraan di Hutan menceritakan kehidupan Pandawa dalam pengembaraan di Hutan Kamyaka. Buku ini buku ter- panjang; antara lain memuat episode kisah Nala dan Damayanti dan pokok- pokok cerita Ramayana, Suhardi dan Sudirga, 201567. Wirataparwa Buku Pandawa di Negeri Wirata mengisahkan kehidupan Pandawa dalam penyamaran selama setahun di Negeri Wirata, yaitu pada tahun ketiga belas masa pembuangan mereka. Udyogaparwa Buku Usaha dan Persiapan memuat usaha dan persiapan Kaurawa dan Pandawa untuk menghadapi perang besar di padang Kurukshetra. Bhismaparwa Buku Mahasenapati Bhisma menggambarkan bagaimana balatentara Kaurawa di bawah pimpinan Mahasenapati Bhisma bertempur melawan musuh-musuh mereka. Dronaparwa Buku Mahasenapati Drona menceritakan berbagai per- tempuran, strategi dan taktik yang digunakan oleh balatentara Kaurawa di bawah pimpinan Mahasenapati Drona untuk melawan balatentara Pandawa. Karnaparwa Buku Mahasenapati Karna menceritakan peperangan di medan Kurukshetra ketika Karna menjadi mahasenapati balatentara Kaurawa sampai gugurnya Karna di tangan Arjuna. Salyaparwa Buku Mahasenapati Salya menceritakan bagaimana Salya sebagai mahasenapati balatentara Kaurawa yang terakhir memimpin pertempuran dan bagaimana Duryodhana terluka berat diserang musuhnya dan kemudian gugur. Sauptikaparwa Buku Penyerbuan di waktu malam menggambarkan penyerbuan dan pembakaran perkemahan Pandawa di malam hari oleh tiga kesatria Kaurawa. Striparwa Buku Janda menceritakan tentang banyaknya janda dari kedua belah pihak yang bersama dengan Dewi Gandhari, permaisuri Raja Dritarastra, berduka cita karena kematian suami-suami mereka di medan perang. Shantiparwa Buku Kedamaian Jiwa berisi ajaranajaran Bhisma kepada Yudhistira mengenai moral dan tugas kewajiban seorang raja dengan maksud untuk memberi ketenangan jiwa kepada kesatria itu dalam menghadapi kemusnahan bangsanya. Anusasanaparwa Buku Ajaran berisi lanjutan ajaran dan nasihat Bhisma kepada Yudhistira dan berpulangnya Bhisma ke surgaloka. Aswamedhikaparwa Buku Aswamedha menggambarkan jalannya upa- cara Aswamedha dan bagaimana Yudhistira dianugerahi gelar Maharaja Diraja, Suhardi dan Sudirga, 201568. Asramaparwa Buku Pertapaan menampilkan kisah semadi Raja Dritarastra, Dewi Gandhari, dan Dewi Kunti di hutan dan kebakaran hutan yang memusnahkan ketiga orang tersebut. Mausalaparwa Buku Senjata Gada menggambarkan kembalinya Balarama dan Krishna ke alam baka, tenggelamnya Negeri Dwaraka ke dasar samudera, dan musnahnya bangsa Yadawa karena mereka saling membunuh dengan senjata gada ajaib. Mahaprashthanikaparwa Buku Perjalanan Suci menceritakan bagai- mana Yudhistira meninggalkan takhta kerajaan dan menyerahkan singga- sananya kepada Parikeshit, cucu Arjuna, dan bagaimana Pandawa melakukan perjalanan suci ke puncak Himalaya untuk menghadap Batara Indra. Swargarohanaparwa Buku Naik ke Surga menceritakan bagaimana Yudhistira, Bhima, Arjuna, Nakula, Sahadewa, dan Draupadi sampai di pintu gerbang surga, dan bagaimana ujian serta cobaan terakhir harus dihadapi Yudhistira sebelum memasuki surga Titib, 1998 143, Suhardi dan Sudirga, 201569. Selain delapan belas parwa tersebut, sebuah suplemen yang di se- but Hariwangsa ditambahkan kemudian. Suplemen ini memuat asal-usul kelahiran dan sejarah kehidupan Krishna secara panjang lebar. Tetapi ber- dasarkan penelitian, buku ini ternyata mengacu pada data yang masanya jauh sekali dari masa kehadiran parwa-parwa itu. Dilihat dari segi kesusastraan, epos Mahǎbhǎrata memiliki sifat-sifat dramatis. Tokoh-tokohnya seolah- olah nyata karena perwatakan mereka digambarkan dengan sangat hidup, konflik antara aksi dan reaksi yang berkelanjutan akhirnya selalu mencapai penyelesaian dalam bentuk kebajikan yang harmonis. Nafsu melawan nafsu merupakan kritik terhadap hidup, kebiasaan, tata cara, dan cita-cita yang berubah-ubah. Menurut Mahatma Gandhi, konflik abadi yang ada dalam jiwa kita diuraikan dan dicontohkan dengan sangat jelas dan membuat kita berpikir bahwa semua tindakan yang dilukiskan di dalam Mahǎbhǎrata seolah-olah benar-benar dilakukan oleh manusia Mehta, 2007 56. Pentingnya epos Mahǎbhǎrata dapat kita ketahui dari peranan yang te- lah dimainkannya dalam kehidupan manusia. Lima belas abad lamanya Mahǎbhǎrata memainkan peranannya dan dalam bentuknya yang sekarang, epos ini menyediakan kata-kata mutiara untuk persembahyangan dan me- ditasi; untuk drama dan hiburan; untuk sumber inspirasi penciptaan lukisan dan nyanyian. Epos ini juga menyediakan imajinasi puitis untuk petuah-petuah dan impian-impian, dan menyajikan suatu pola kehidupan bagi manusia yang mendiami negeri-negeri yang terbentang dari Lembah Kashmir sampai Pulau Bali di negeri tropis. Epos Mahǎbhǎrata telah meletakkan doktrin dharma yang menyatakan bahwa kebenaran bukan hanya milik satu golongan. Epos ini juga menyatakan bahwa ada banyak jalan serta cara untuk melihat atau mencapai kebenaran karena adanya toleransi. Epos Mahǎbhǎrata mengajarkan bahwa kesejahteraan sosial harus ditujukan bagi seluruh dunia dan setiap orang harus berjuang untuk mewujudkannya tanpa mendahulukan kepentingan pribadi. Itulah dharma yang diungkapkan epos Mahǎbhǎrata sebagai sumber kekayaan rohani atau dharmasastra yang bersifat universal, Suhardi dan Sudirga, 201569. Referensi Suhardi, Untung dan Sudirga, Ida Bagus. 2015. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas IX Cetakan Ke-1, 2015. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
jelaskan tentang asta dasa parwa